Pages

Rabu, 13 Juni 2012

SANG ALKEMIS ~ PAULO COELHO (Bahasa Indonesia)


SANG ALKEMIS
 PAULO COELHO














PROLOG


ALKEMIS     ITU     MENGAMBIL      BUKU      YANG     DIBAWA      SESEORANG      DALAM    karavan. Membuka-buka halamannya, dia menemukan sebuah kisah tentang Narcissus.

Alkemis itu sudah  tahu legenda Narcissus, seorang muda  yang setiap hari  berlutut di dekat sebuah danau untuk mengagumi keindahannya sendiri. Ia begitu terpesona oleh  dirinya  hingga, suatu pagi, ia jatuh kedalam danau itu dan  tenggelam. Di titik tempat jatuhnya itu, tumbuh sekuntum bunga, yang dinamakan narcissus.

Tapi bukan  dengan itu pengarang mengakhiri ceritanya.


Dia  menyatakan  bahw ketika  Narcissu mati,  dewi-dewi hutan muncu dan mendapati danau tadi, yang semula berupa air segar, telah berubah menjadi danau airmata yang asin.

"Mengapa engkau  menangis?" tanya dewi-dewi itu. "Aku menangisi Narcissus," jawab danau.
"Oh, tak heranlah jika kau menangisi Narcissus," kata mereka, "sebab walau  kami selalu  mencari dia  di hutan, hanya  kau  saja yandapat mengagumi keindahannya dari dekat."

"Tapi... indahkah Narcissus?" tanya danau.


"Siapa  yang  lebih  mengetahuinya  daripada engkau?"  dewi-dewi bertanya heran. "Di dekatmulah ia tiap hari berlutut mengagumi dirinya!"

Danau terdiam beberapa saat. Akhirnya, ia berkata:


"Aku  menangisi  Narcissus,  tapi  tak  pernakuperhatikan  bahw Narcissu itu indah.  Aku  menangis  karena,  setiap  ia   berlutut  di  dekat  tepianku,  ak bisa melihat, di kedalaman matanya, pantulan keindahanku sendiri."

"Kisah yang sungguh memikat," pikir sang alkemis.


BAGIAN SATU


NAMA BOCAH ITU SANTIAGO


NAMA   BOCAH   ITU   SANTIAGO PETANG   MENJELAN IA   tiba  dengan  kawanan ternaknya di  sebuah gerejyang  terbengkalai. Atapnya sudah  lama  runtuh, dan pohon  sikamor  yang sangat besar tumbuh di titik tempat sakristi pernah berdiri.

Dia memutuskan untuk bermalam di situ. Dia melihat karah  domba-dombanya yang  masuk  lewat paga yang  rusakkemudian meletakkan papan di  atas pagar rusak itu supaya  kawanan ternak tidak keluyuran di malam  hari. Tak adserigala di daerah ini, tapi seekor domba  pernah tersesat di malam  hari, dan  si bocah  harus mencarinya sepanjang esok harinya.

Dia menyapu lantai dengan jaketnya  dan  merebahkan badan,  menjadikan buku yang  baru   selesai dibacanya sebagai bantal.  Dia  berkata dala hati bahw dia haru mula membaca  buku  yang  lebi tebal: ia  lebi lama   dibaca,  dan   lebih nyaman  sebagai bantal.

Hari  masih  gela ketika  dia  terbangundan  mendongakkan  kepaladia  dapat melihat bintang-bintang melalui atap yang nyaris hancur.

Aku ingin  tidur  lagi  sebentar, pikirnya.  Dia bermimpi yang  sama  seperti minggu lalu, dan sekali  lagi dia terbangun sebelum mimpinya  selesai.

Dia  bangkit,  mengambil  tongkatnya,  dan   membangunkan  domba-domba  yang masi tidur.  Dia  perhatikan,  segera  setelah  dia   bangun,  kebanyakan  hewan piaraannya juga mulai  ribut. Sepertinya ada  energi misterius yang menghubungkan hidupnya dengan  domba-domba  itu, yang  telabersamanya selama dua  tahun, menggembalakan mereka menyusuri pedesaan guna mencari makanan dan air.

"Mereka  suda begitu  terbiasa  denganku hingga   tahu  jadwalku,"  gumamnya. Memikir kan  hal  ini sejenak, dia  sadar  boleh  jadi sebaliknya: dialah  yang  menjadi terbiasa dengan jadwal mereka ..........
selengkapnya di download

0 komentar:

Posting Komentar